HEIJAKARTA.COM – Dalam rangka memperingati Hari AIDS se-Dunia tahun 2023, Yayasan Pelita Ilmu (YPI) berkolaborasi dengan Kementerian Sosial (Kemensos) RI dan AIDS Healthcare Foundation (AHF) menggelar rangkaian kegiatan acara bertemakan ‘Edukasi dan Nada Empati ‘Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030’.
Sekedar diketahui, kegiatan tersebut dilaksanakan bertepatan dengan Harla YPI ke 34 yang diisi dengan talkshow sebagai moderator Husein Habsyi, SKM, MHComm Wakil Ketua YPI yang dihadiri sekitar 150 orang terdiri dari aparat Pemerintah, tenaga medis rumah sakit dan puskesmas, pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli AIDS, kelompok dampingan sebaya, akademisi berlangusung di Gedung Sentra Pangudi Luhur, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/12/2023).
“Kolaborasi LSM, Pemerintah dan mitra internasional ini menjadi bagian sangat penting untuk pencapaian target Ending AIDS 2030,” ungkap Wakil Ketua YPI didampingi Wahyu Dewanto ka Sentra Terpadu Pangudi Luhur mewakili Drs Rachmat Koesnadi , MSi Direktur RSKBK yang berhalangan hadir dan Dr. Yugang Bao, PhD Deputy AHF Asia Bureau Chief.
Ditempat yang sama, Prof Zubairi Djoerban Pembina YPI di sela-sela segmen talkshow menerangkan, bahwa dukungan psikososial dari para relawan atau pendamping sebaya sangat diperlukan agar orang dengan HIV rutin dan patuh minum obat antiretroviral (ARV).
Baca Juga:
“Kualitas hidup Odha menjadi sangat baik, jika konsisten dan tidak pernah putus minum obat ARV,” ujar guru besar FKUI dan ahli penyakit dalam di RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Senada dengan Mewakili Direktur P2P Kemenkes RI, dr. Endang Lukitosari, MPH Ketua Tim Kerja HIV IMS menambahkan, entang Komitmen Pemerintah untuk Mencapai Target Ending AIDS 2030. Komitmen itu tercermin dalam target 95-95-95, yaitu 95% Odha mengetahui statusnya, 95% Odha diobati, dan 95% Odha yang diobati virus HIVnya sangat rendah (tersupresi).
Namun kata dia, hingga September 2023, capaian target 95-95-95 belum optimal. Dari prediksi sejumlah 515.455 Odha di Indonesia, baru 88% yang mengetahui statusnya, 40% untuk 95 kedua, dan 33% untuk 95 ketiga. Tantangan utamanya adalah upaya pencegahan belum cukup efektif dalam mencegah infeksi baru; belum semua fasilitas kesehatan yang memberi tes HIV (39%) dapat memberi pelayanan pengobatan HIV yang menyebabkan jarak pengobatan yang jauh; banyak lost to follow-up dari Odha, terutama 12 bulan pertama; serta banyak Odha yang sedang berobat belum mendapat akses untuk test jumlah virus HIV (viral load).
“Berbagai tantangan ini membutuhkan dukungan/kerjasama semua pihak, termasuk dari unsur komunitas”, imbuhnya.
Baca Juga:
Sementara itu, Yakub Gunawan dari YPI Koordinator Program IU menyampaikan, peran aktif Pendamping Sebaya di IU YPI dari bulan Juli hingga November 2023, sebanyak 23.197 orang dengan HIV (Odhiv) di DKI Jakarta mendapatkan dukungan dari 82 orang .Pendamping Sebaya untuk kepatuhan ARV. “Sebanyak 90% Odhiv tersebut hasil test viral loadnya tidak terdeteksi,” ungkap Yakub menyampaikan keberhasilan program timnya.
Selanjutnya, Nining Komalasari, menceritakan perjuangannya sebagai perempuan yang hidup dengan HIV. Baginya, Odhiv tak boleh putus asa, harus tetap semangat “Keberhasilan ARV serta dukungan para sahabat membuat kondisi saya sangat baik, sehingga saya dapat produktif, bahkan ikut bekerja menjadi pendamping sebaya bagi teman-teman Odhiv lainnya,” ujar ibu dari dua anak.
Suasana tambah semarak dengan berbagai penampilan nada dan empati berupa pentas lagu dan musikalisasi puisi dari para relawan YPI yang sekaligus memperingati hari ulang tahun YPI ke-34 tanggal 4 Desember 2023 dengan 7 buah quit kain besar terbentang di sisi kanan kiri di area kegiatan yang merupakan kumpulan kain hasil disain dari para keluarga serta sahabat untuk mengenang orang-orang tercinta yang telah meninggal karena AIDS. Para Odhiv yang pernah mendapatkan dukungan usaha ekonomi produktif dari Kemensos ikut menampilkan bazzar dan pameran hasil kerja serta karya mereka di arena acara. (ir). ***
Penulis : Lilo
Editor : Irvan Siagian